Breaking News

Belajar Forex

Analisis Forex

Indikator Forex

Strategy Trading

Selasa, 27 Oktober 2015

Analisis Fundamental

Analisis Fundamental


Nilai tukar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi mata uang pada waktu yang sama.

Salah satu pemahaman yang salah dari para investor adalah harga bergerak berdasarkan alasan-alasan fundamental, padahal faktanya harga berubah berdasarkan persepsi dari alasan-alasan fundamental.


Faktor-faktor fundamental:


1. Indikator ekonomi

  • Indikator pengeluaran: Tingkat pertumbuhan GDP, Produksi Industri, penjualan retail – meningkatnya faktor ini menandakan bahwa ekonomi sedang tumbuh dan memiliki pengaruh yang baik pada mata uang nasional.
  • Indikator sentimen: Sentimen bisnis dan konsumer  – semakin tinggi indicator ini, maka semakin optimistis pula para pelaku ekonomi, sehingga lebih banyak yang mereka habiskan dan investasikan, maka semakin kuat juga ekonomi dan juga mata uang nasional.
  • Indikator pasar kerja: tingkat pengangguran, daftar gaji, tersedianya lapangan kerja, klaim pengangguran – semakin banyaknya lapangan kerja yang tersedia, semakin bagus pula untuk mata uang nasional (kebalikan dengan pengangguran).    
  • Indikator pasar rumah: izin, perencanaan, pembangunan bangunan, mulainya perumahan, penjualan rumah baru/bekas/masih berencana dibuat – pasar perumahan yang hidup menandakan bahwa kondisi ekonomi sehat dan tentu saja positif untuk mata uang nasional.  
  • Inflasi: CPI, PPI, WPI, RPI – semakin tinggi inflasi berefek semakin memburuknya mata uang nasional, dan sebaliknya semakin rendah inflasi maka semakin positif.
  • Neraca perdagangan (nilai total dari ekspor nasional dikurangi dari nilai total impor, jika >0 berarti surplus dan sebaliknya jika <0 berarti deficit): Jika sebuah negara memiliki neraca perdagangan yang surplus, permintaan untuk mata uang nasional negara tersebut dari pembeli asing semakin meningkat, sehingga berpengaruh positif untuk mata uang nasional. Jika neraca perdangangan deficit maka meningkatnya kebutuhan akan mata uang asing dan juga bisa menyebabkan devaluasi jika penawaran melebihi permintaan. Efeknya pada mata uang nasional adalah negatif.
  • Saldo negara saat ini (saldo antar sebuah negara dengan mitra dagangnya, mencerminkan semua pembayaran untuk barang-barang, jasa, dan juga surat berhaga dan saham; >0 berarti surplus dan <0 berarti defisit) Jika defisit berarti negara telah menghabiskan uang untuk perdagangan internasioanal daripada pendapatan, sehingga pengaruhnya untuk mata uang nasional adalah negatif. Surplus memiliki efek baik pada mata uang suatu negara.

 

2. Kebijakan keuangan dari Bank Sentral

  • Suku bunga. Semua bank sentral utama menetapkan kunci tingkat pembiayaan. Ada 2 jenis kebijakan moneter, pengurangan ( mengurangi tingkat suku bunga pada saat ekonomi melemah dan pada saat inflasi yang rendah – negatif untuk mata uang nasional) dan pengetatan ( meningkatkan suku bunga pada saat ekonomi kuat dan tingkat inflasi tinggi – positif untuk mata uang nasional).
  • Pembelian obligasi. Pada saat ekonomi sedang melemah, bank sentral juga bisa melakukan pembelian besar-besaran terhadap obligasi sehingga meningkatkan suplai uang dan membuat kredit menjadi murah. Pembelian surat obligasi yang tidak steril disebut sebagai quantitative easing  (QE).
  • Intervensi. Pada saat mata uang nasional mendekati level yang kritis, regulator juga bisa melakukan intervensi ke mata uang – membeli / menjual mata uang nasional melawan mata uang asing dengan tujuan untuk mengurangi / menambah penawaran dan secara konsekuen menaikkan / menurunkan ratenya. Selain itu juga ada intervensi secara verbal – komentar dari otoritas suatu negara bisa menyebabkan pergerakan besar. Namun, kebijakan ini sering dikritisi oleh G20 sebagai negara-negara yang mempromosikan nilai tukar berdasarkan pasar. Untuk bisa waspada terhadap risiko intervensi seseorang harus mengikuti berita pasar terbaru dan juga analisis.  

 

3. Kesehatan fiskal pemerintah

  • Keseimbangan saldo dan hutang. Negara dengan defisit public yang besar dan juga hutang kurang menarik bagi investor asing dikarenakan hutang yang besar dapat memicu inflasi. Sebagai tambahan hutang yang besar juga bisa membuktikan kekhawatiran bagi orang asing jika mereka percaya bahwa negara berisiko bangkrut jika gagal membayar obligasi.  

 

4. Aliran berita

  • Berita sosial dan politik.
  • Ramalan ekonomi dari IMF, OECR, Bank Dunia dan organisasi lainnya.
  • Perubahan pada rating kredit tidak terbatas pada  Moody’s, Fitch, S&P dan agensi lainnya.

Published, October 2015 By Catatan Forex