Breaking News

Belajar Forex

Analisis Forex

Indikator Forex

Strategy Trading

Kamis, 10 November 2016

Sang Penggerak Harga



“Apa dan siapa yang menggerakan mata uang ?”
“Bagaimana harga suatu mata uang bisa melambung tinggi dan terperosot dalam ?”

Banyak trader yang tidak paham betul akan sebab terjadinya ( naik/turunnya ) harga ini. Sebagian dari mereka justru menganggap remeh ( menganggap tidak perlu memahami faktor penggerak harga ). Padahal dalam prakteknya, dengan memahami faktor penggerak harga ini kita akan sangat terbantu dalam melakukan trading forex. Tidak hanya untuk meraih profit, tapi juga meraih profit secara optimal ! Secara garis besar, harga–mata uang–bergerak disebabkan oleh adanya dinamika penawaran dan permintaan ( supply and demand ). Hal ini tak terlepas dari hukum penawaran dan permintaan.


Hukum Penawaran ( Law of Supply ),

hubungan positif antara harga dan kuantitas barang yang ditawarkan. Harga yang terjadi di pasar akan berbanding lurus dengan kuantitas barang yang ditawarkan: Peningkatan harga pasar akan mengakibatkan meningkatnya kuantitas barang yang ditawarkan, dan penurunan harga pasar akan mengakibatkan penurunan kuantitas barang yang ditawarkan. Gambarannya: ketika seorang penjual mendapati harga dari produknya sedang tinggi, penjual tersebut tentu akan membuat produk yang lebih banyak lagi agar bisa meraup untung lebih besar. Namun, ketika harga sedang rendah, penjual tersebut pun akan menjual barang tersebut seadanya.


Hukum Permintaan ( Law of Demand ),

hubungan negatif antara harga dengan kuantitas barang yang diminta: Semakin tinggi harga, semakin rendah kuantitas barang yang diminta. Sebaliknya, semakin rendah harga maka akan semakin tinggi kuantitas barang yang diminta. Ambil contoh ketika Anda ingin membeli sesuatu, pasti Anda berharap barang yang akan Anda beli harganya rendah/murah sehingga Anda bisa membeli barang tersebut dengan jumlah yang lebih banyak. Namun, jika ternyata harga sedang tinggi, kebanyakan orang pasti akan membeli dengan jumlah sedikit karena uang yang dimilikinya terbatas atau mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.

Tidak cukup sampai disitu, dinamika penawaran dan permintaan pun dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: fundamental, teknikal, dan psikologis. Faktor-faktor inilah yang perlu betul-betul dipahami oleh trader karena faktor-faktor ini pula yang pada nantinya dapat dijadikan acuan oleh trader dalam melakukan analisis. Berikut penjelasan masing-masing faktor tersebut:

Faktor Fundamental

Faktor fundamental penting untuk dipelajari karena faktor inilah yang menjadi aktor utama di balik peristiwa pergerakan harga. Sebuah ‘trend’ pergerakan harga baru seringkali tercipta disebabkan oleh adanya faktor fundamental. Dengan kata lain, faktor fundamental adalah faktor yang sangat berpengaruh atas terjadinya pergerakan harga sehingga berkaitan langsung dengan perubahan nilai mata uang. Jika sekarang ada yang bertanya: “mengapa demikian ?”

Faktor fundamental merupakan faktor yang di dalamnya terdapat indikator-indikator global, seperti: kondisi perekonomian, kebijakan moneter, kebijakan politis, kondisi geopolitis, dan lain sebagainya yang sangat sensitif terhadap keputusan pelaku pasar sehingga dampaknya dapat dirasakan atau dilihat langsung melalui pergerakan harga mata uang yang bersangkutan.

Analisis yang mengacu pada indikator ini disebut analisis fundamental ( lebih lanjut di bab Analisis Fundamental ), dan trader yang menggunakan analisis fundamental dalam menunjang tradingnya disebut fundament.


Faktor Teknikal

Faktor ini bisa dibilang hanyalah faktor turunan dari faktor fundamental, yang keduanya sama-sama mengacu pada indikator-indikator. Namun, berbeda dengan indikator yang terdapat pada faktor fundamental, indikator faktor teknikal tidak mengacu kepada indikator global melainkan hanya pada indikator-indikator yang tersedia dalam sebuah chart.

Meskipun tidak berdampak langsung pada pergerakan harga dominan, faktor teknikal seringkali menggambarkan keputusan eksekusi yang diambil oleh para pelaku pasar dan berpengaruh terhadap pergerakan harga secara agregat. Akibatnya, harga seakan-akan dapat bergerak mengikuti acuan-acuan teknikal yang ada. Analisis yang mengacu pada indikator-indikator teknis disebut analisis teknikal. Dalam prakteknya, analisis teknikal sama sekali tidak melirik pada kondisi ekonomi, politis, ataupun geopolitis yang ada, melainkan murni berdasarkan—pengamatan—aktivitas pergerakan harga yang sudah–dan sedang–terjadi. ( Lebih lanjut di bab AnalisisTeknikal ).

Trader yang menggunakan analisis ini sebagai penunjang tradingnya disebut trader teknikal atau bisa juga disebut teknisi. Kendati tidak mengacu pada indikator global, trader teknikal tetap tidak boleh mengesampingkan faktor fundamental yang ada karena trend dominan–atau dikenal dengan istilah major trend—hanya dapat tercipta dikarenakan oleh adanya faktor fundamental. Mereka (trader teknikal-red) tidak dapat menyebabkan sebuah ‘trend’ pergerakan harga tercipta, sehingga mereka hanya bersikap latah (ikut-ikutan) atas apa yang telah terjadi dan berusaha memanfaatkan fluktuasi harga yang sedang terjadi, namun tetap mengutamakan trend dominan sebagai acuan. 

Posisi transaksi yang berlawanan dengan arah trend dominan dapat dipastikan akan membawa bencana (baca: kerugian besar) kepada si pelakunya. Maka dari itu, jangan pernah Anda–sekali pun–melawan arah pergerakan trend dominan. Barangkali itulah maksud pesan yang disampaikan pepatah dunia investasi, “Trend is friend, don’t fight the trend!” ( Mengenai trend, akan dikupas tuntas di bab “TREND” )

Faktor Psikologis

Karena manusia memiliki daya ingat, harga pun memiliki daya ingat. Harga yang bergerak adalah bentuk dari kumpulan persepsi manusia (baca: trader). Persepsi yang saya maksud di sini adalah pemikiran trader yang sifatnya menyimpulkan atas suatu rumor yang beredar dan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan transaksinya, entah itu ‘buy’ ataupun ‘sell’. Persepsi mana yang paling kuat, itulah yang akan tergambar pada pergerakan harga.

Misalnya: akan ada pengumuman penanggulangan krisis di wilayah Eropa oleh bank sentral Eropa (ECB). Normalnya, dampak dari suatu berita fundamental seperti ini baru akan mempengaruhi pergerakan harga mata uang (dalam hal ini euro) setelah berita dirilis. Akan tetapi, seringkali harga justru sudah bergerak lebih dulu (dalam hal ini bergerak melambung tinggi) sesaat sebelum dirilisnya berita, dikarenakan rumor yang beredar. Namun, begitu berita benar-benar dirilis dan ECB sepakat untuk memberikan stimulus yang notabene seharusnya dapat membuat pelaku pasar euro optimis, harga justru malah terkoreksi tajam hingga mencapai level sebelumnya—atau bahkan lebih dalam.

Hal seperti tadi dikenal dengan istilah ‘buy the rumour, sell the fact’. Karena dalam forex kita memiliki dua arah transaksi, bisa juga dong kalo kutipan tadi saya balik jadi ‘sell the rumour, buy the fact’ ?

Kondisi seperti inilah yang hanya dapat dijelaskan dari sisi-sisi psikologis, bukan dari sisi fundamental bukan pula teknikal. Pada kenyataannya, sedikit sekali trader yang mampu memahami sisi psikologis ini. Barang siapa mampu memahaminya, dialah yang akan menuai untung lebih banyak. Kurang-lebih seperti itulah yang dimaksud dengan psikologi pasar (market psycologic). Jam terbang akan dengan sendirinya mengajarkan Anda akan semua hal tadi. Tidak perlu berfikir harus ambil kuliah psikologi dulu untuk bisa mahir psikologi pasar. Apalagi sampai bersemedi di gunung-gunung. No need to do that! !

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggerak harga mata uang sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah manusia itu sendiri. Dan dalam pengambilan keputusannya, manusia (baca: trader) akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang sudah dijelaskan di atas. Mungkin kutipan ini perlu saya tegaskan kembali: “Karena manusia memiliki daya ingat, harga pun pasti memiliki daya ingat. Dan, memahami harga akan lebih “menguntungkan”.

Published, October 2015 By Catatan Forex