Breaking News

Belajar Forex

Analisis Forex

Indikator Forex

Strategy Trading

Jumat, 11 November 2016

Strategi Scalping - 2


Akhir-akhir ini, scalping menjadi strategi forex yang kembali populer terutama di kalangan trader pemula, karena mereka sangat ingin memperoleh keuntungan dari trading forex setiap hari. Mereka tidak mau membiarkan posisi mereka terbuka hingga beberapa jam, hari, apalagi minggu. Mereka tidak mau menempatkan stop loss karena mereka tidak mau kehilangan uang mereka. Ada ketakutan bahwa mereka akan kehilangan uang mereka di keesokan hari jika mereka membiarkan posisi mereka overnight.

Alasan-alasan tersebut di atas sekilas terdengar masuk akal, namun masalahnya kemudan adalah tidak ada strategi forex yang menjamin bahwa seorang trader tidak akan mengalami kerugian dalam trading forex. Benar: TIDAK ADA. Tidak long term trading, tidak day trading, tidak pula scalping.


Bahkan strategi forex yang “terbaik” sekalipun tidak bisa menjamin bahwa setiap transaksi yang dilakukan PASTI akan berakhir dengan keuntungan. Tidak ada jaminan “akurat 100%”. Namun, dalam trading forex yang penting bukanlah akurasi dari setiap analisa, melainkan akumulasi hasil trading dari seluruh transaksi yang dilakukan. Strategi forex yang “terbaik” hanya bisa memberikan keuntungan pada Anda dalam jangka waktu yang panjang, bukannya instan. Itu pun harus disertai dengan pengelolaan modal yang baik dan langkah antisipasi resiko yang mantap.

Mengapa scalping menjadi begitu popular ?

Bagaimana sih sebenarnya cara scalping yang baik? Mengapa scalping menjadi begitu populer ?


Begini: sebenarnya tidak ada strategi forex yang terbaik. Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal apakah si trader yang menggunakan metode tersebut tahu atau tidak bagaimana dan kapan menggunakan metode tersebut. Suatu metode bisa jadi bekerja dengan baik pada seorang trader namun tidak bisa berjalan pada trader lain. Dalam trading forex, karakteristik dan tingkat pengetahuan masing-masing trader mempengaruhi tingkat kesuksesan sebuah strategi.

Hanya saja, scalping seakan-akan sudah menjadi “mainstream”. Apalagi ada klaim bahwa ada yang bisa “memformulasikan” pergerakan harga sehingga pasar menjadi sangat mudah untuk ditebak atau diprediksi. Tentu saja itu tidak benar, karena pergerakan pasar merupakan efek dari perilaku manusia, sementara perilaku manusia sendiri tidak bisa ditebak. Dus, pasar pun pada dasarnya unpredictable. 

Konsep “history repeats itself”

Lalu bagaimana dengan konsep “history repeats itself” dalam analisa teknikal ?


Konsep ini sebenarnya tidak mengacu pada kemampuan seorang technician (penganut analisa teknikal) dalam “meramal” pergerakan harga selanjutnya. Dalam analisa teknikal, seorang technician sebenarnya hanya “membaca” apa yang terjadi di pasar melalui pergerakan harga itu sendiri. Di masa lalu – dan selalu berulang – harga cenderung akan bergerak ke arah tertentu setelah kemunculan pola-pola pergerakan harga tertentu. Itulah yang dijadikan acuan untuk mengambil keputusan beli atau jual.

Begitupun, techinican mana pun tidak akan serta-merta menganggap hal itu adalah suatu kepastian. Dalam buku “Technical Analysis of the Financial Markets” karya John J. Murphy – yang konon adalah “the bible of technical analysis” – disebutkan bahwa analisa teknikal hanya memiliki akurasi sekitar 70%. Yang membuat analisa teknikal menjadi berharga adalah ketika ia dikombinasikan dengan risk & money management serta memiliki risk-reward-ratio yang baik.

Apa pun klaim orang tentang strategi forex tertentu, pada kenyataannya trading forex tetaplah aktivitas bisnis yang memiliki resiko. Dengan demikian, meskipun peluang keuntungan yang ditawarkan memanglah sangat tinggi, pada kenyataannya hal itu baru akan bisa dicapai dengan tingkat keahlian yang memadai. Trading forex bahkan bisa berbahaya bagi mereka yang melakukan transaksi dengan emosional.

Kapan metode scalping bisa diterapkan ?

Karena para scalper senantiasa melakukan transaksi dalam “kecepatan tinggi”, maka konsentrasi yang tinggi pun mutlak diperlukan. Koneksi internet yang cepat dan stabil juga harus dimiliki, agar memungkinkan untuk mengeksekusi transaksi dalam hitungan detik.

Jika Anda ingin melakukan scalping, Anda sebaiknya memilih major currency pair yang memiliki likuiditas dan aktivitas perdagangan yang tinggi. Selain itu, waktu yang dipilih untuk menjalankan strategi scalping sebaiknya adalah waktu-waktu di mana ada “overlapping” pasar, misalnya di waktu ketika pasar Asia, Eropa dan London sama-sama aktif.

Jangan jalankan metode ini jika Anda merasa tak punya cukup waktu atau tak bisa berkonsentrasi penuh pada chart Anda. Jangan pula mencoba untuk scalping jika Anda tidak fit secara fisik maupun psikis. Apalagi ketika Anda sedang dalam kondisi psikologis yang emosional. Bahkan keinginan untuk membalas kerugian yang terdahulu (revenge trading) pun harus Anda hilangkan dari pikiran Anda.

Kesimpulan

Scalping, betapa pun diklaim sebagai strategi trading forex yang menguntungkan, tidaklah cocok untuk semua orang.

Metode ini justru hanya cocok untuk mereka yang memenuhi kriteria-kriteria berikut:
  1. Sabar
  2. Teliti
  3. Tidak mudah stress
  4. Bisa dengan cepat mengambil keputusan yang efektif di situasi genting
  5. Tidak emosional dalam trading
  6. Memiliki pengetahuan memadai tentang beragam metode trading
  7. Memiliki “jam terbang” tinggi
  8. Memiliki daya konsentrasi yang tinggi (fokus)
  9. Memiliki daya tahan tubuh yang tinggi
  10. Jangan lupa: koneksi internet yang cepat dan stabil.
Jika Anda memenuhi semua kriteria di atas, go with it. Jika tidak, jangan coba-coba. Tunggulah hingga Anda memiliki semua kriteria tersebut.

Jangan menelan mentah-mentah kisah manis mengenai scalping yang mungkin Anda dengar dari teman Anda. Ingatlah bahwa tidak pernah ada rumus khusus yang menjamin bahwa Anda akan sukses dalam melakukan scalping. Ingat bahwa metode yang berhasil pada seseorang belum tentu akan berhasil pada diri Anda. Yang sebaiknya Anda lakukan adalah mencoba untuk menemukan metode apa yang cocok sebagai strategi trading forex Anda.


Published, October 2015 By Catatan Forex